Tear of Myself
Hingga saat ini mencari jati diri bukanlah perihal yang mudah untuk dilakukan, sering kali peristiwa terjatuh terulang beratus-ratus kali, sering kali perasaan tersakiti menggerogoti jantung hati. Lalu banyak diantaranya memilih menyerah bahkan mengalah pada keegosian diri, apakah itu salah? Aku hanya bisa menjawab, tidak. Semuanya wajar karena diriku sendiri mengalaminya, mengalami dimana titik jenuhku memuncak, mengalami keegosanku meningkat dan mengalami hidupku tak layak untuk dipertahankan setinggi menara yang ingin ku capai.
Aku adalah pribadi yang melakukan kesalahan sama terjadi berulang-ulang, ceroboh dalam mengambil keputusan dan bahkan emosi yang tak stabil menjadi pengacau hidupku tapi itulah kehidupanku, itulah diriku sesungguhnya dengan segala ketidaksempurnaan yang selalu kubalut dengan baik dalam lingkup senyuman. Seringkali aku menemukan orang-orang yang memilih urung dan menjadi sama seperti orang lain dalam artian merubah jati dirinya sendiri. Dan aku tidak menyalahkan mereka untuk hal itu, mereka hanya merasa kurang percaya diri akan diri mereka sendiri sehingga mereka tidak menerima diri mereka dan memilih menjadi serupa dengan orang lain. Memakai masker untuk menutupi setiap retakan dalam jiwa mereka padahal mereka menyadari bahwa itu bukanlah dirinya.
Ya, ketika kalian menipu diri kalian sendiri, itu adalah bentuk dari fake love. Bertingkah kau berpura-pura kuat meskipun kau sendiri menderita, bertingkah kau adalah manusia paling beruntung namun hatimu tersayat dan cacat hanya karena kau menyembunyikan dirimu sendiri demi kebahagian orang lain. Kebahagian semu dimana kamu ingin menunjukkan sisi sempurnamu dihadapan orang lain agar orang tersebut mencintaimu--mencintai sisi sempurnamu yang artinya adalah sisi palsumu.
Itu terbangun menjadi cinta palsu, dimana kau menyembunyikan sisi terlemahmu dan menyiksa dirimu dengan kebohongan-kebohongan yang kau rajut.
Fake love, by BTS.
"If it was for you
I could pretend that I was happy even if I was sad
If it was for youI could pretend that I was strong even if I was hurtWishing that love is perfect as itselfWishing all my weakness can be hiddenIn a dream where nothing worked out for meI raised a flower that couldn't bloomI raised a flower that's couldn't bloom in a dream that can't come true"
Lalu jika ditanya apa yang membuatku perlahan berubah dan mencoba membuka diri? Mungkin salah satunya adalah inspirasi lagu dari BTS, bagi sebagian orang group boyband hanyalah berisi pria tinggi bak sempurna tapi entahlah, aku memandang BTS bukan dari sisi itu. Pertama kali aku menyukainya saat mencoba mencari arti liriknya beberapa tahun silam, aku menyukai setiap lirik lagunya yang kritis bukan hanya soal percintaan saja namun lebih kepada mencari jati diri, isinya berupa luka, kenangan, kebahagian, dan cinta bersifat universal itu sendiri. Bahkan saat aku menyukai lagunya pun, aku tidak mengenal anggotanya. Jujur, butuh waktu hampir tiga bulan untuk menghapal wajah mereka dan mengingat ciri khas suara mereka. Mungkin aku bisa bilang, mereka bukannya seperti boyband group seperti lainnya, terlebih saat mereka melincurkan series album Love Yourself. Album yang berisi berkaitan dengan mencintai diri sendiri, apalagi saat album mereka dikaitkan dengan campaign yang bekerja sama dengan UNICEF.
Pada bulan September 2018 kemarin, patutlah setiap fans BTS berbangga diri karna pasalnya boyband itu mendapat kesempatan untuk menyatakan campaign mereka yang bertajuk love Yourself di sidang umum PBB. Hal yang perlu diapresiasi dan dibanggakan.
Isi pidatonya yang disampaikan oleh RM atau Kim Namjoon:
"Thank you, Mr. Secretary General, UNICEF Executive
Director, Excellencies and distinguished guests from across the world.
"My name is Kim Nam Jun, also known as RM, the leader of
the group BTS. It’s an incredible honour to be invited to an occasion with such
significance for today’s young generation.
"Last November, BTS launched the “Love Myself” campaign
with UNICEF, building on our belief that “true love first begins with loving
myself.” We have been partnering with UNICEF’s #ENDviolence program to
protect children and young people all over the world from violence.
"Our fans have become a major part of this campaign with
their action and enthusiasm. We truly have the best fans in the world!
"I would like to begin by talking about myself.
"I was born in Ilsan, a city near Seoul, South Korea.
It’s a beautiful place, with a lake, hills, and even an annual flower
festival. I spent a happy childhood there, and I was just an ordinary boy.
"I would look up at the night sky in wonder and dream the
dreams of a boy. I used to imagine that I was a superhero, saving the world.
"In an intro to one of our early albums, there is a line
that says, “My heart stopped…I was maybe nine or ten.”
"Looking back, that’s when I began to worry about what
other people thought of me and started seeing myself through their eyes. I
stopped looking up at the stars at night. I stopped daydreaming. I tried to jam
myself into moulds that other people made. Soon, I began to shut out my own
voice and started to listen to the voices of others. No one called out my
name, and neither did I. My heart stopped and my eyes closed shut. So, like
this, I, we, all lost our names. We became like ghosts.
"I had one sanctuary, and that was music. There was a small
voice in me that said, ‘Wake up, man, and listen to yourself!” But it took me a
long time to hear music calling my name.
"Even after making the decision to join BTS, there were
hurdles. Most people thought we were hopeless. Sometimes, I just wanted to quit
"I think I was very lucky that I didn’t give it all up.
"I’m sure that I, and we, will keep stumbling and falling.
We have become artists performing in huge stadiums and selling millions of
albums.
"But I am still an ordinary, twenty-four-year-old guy. If
there’s anything that I’ve achieved, it was only possible because I had my
other BTS members by my side, and because of the love and support of our ARMY
fans.
"Maybe I made a mistake yesterday, but yesterday’s me is
still me. I am who I am today, with all my faults. Tomorrow I might be a tiny
bit wiser, and that’s me, too. These faults and mistakes are what I am, making
up the brightest stars in the constellation of my life. I have come to love
myself for who I was, who I am, and who I hope to become.
"I would like to say one last thing.
"After releasing the “Love Yourself” albums and launching
the “Love Myself” campaign, we started to hear remarkable stories from
our fans all over the world, how our message helped them overcome their
hardships in life and start loving themselves. These stories constantly remind
us of our responsibility.
"So, let’s all take one more step. We have learned to love
ourselves, so now I urge you to “speak yourself.”
"I would like to ask all of you. What is your name? What
excites you and makes your heart beat?
"Tell me your story. I want to hear your voice, and I want
to hear your conviction. No matter who you are, where you’re from, your skin
colour, gender identity: speak yourself.
"Find your name, find your voice by speaking yourself.
"I’m Kim Nam Jun, RM of BTS.
"I’m a hip-hop idol and an artist from a small town in
Korea.
"Like most people, I made many mistakes in my life.
"I have many faults and I have many fears, but I am going
to embrace myself as hard as I can, and I’m starting to love myself, little by
little.
"What is your name? Speak Yourself!"
Tentu, isi pidatonya membuat setiap orang menyadari bahwa setiap orang memiliki lukanya tersendiri, setiap orang memiliki caranya tersendiri untuk menyadari akan jati diri mereka dan setelah aku mendengar pidato tersebut, aku bangga, bangga dalam artian setiap ucapan yang terucap oleh RM adalah benar. Aku kemudian menelisik diriku sendiri, apakah aku telah mencintai diriku sebanyak orang lain menyayangi diriku... jawabannya adalah belum. Aku masih cacat hati, namun aku mencoba belajar dengan cara meluangkan waktu dengan hobiku, aku meluangkan waktu merenungkan diri lalu aku meluangkan waktu untuk having fun dengan orang-orang yang aku sayangiseperti meluangkan waktu dengan keluarga ataupun teman.Tentu having fun disini dalam konteks positif.
Ada satu kalimat yang membuat hatiku berdenyut, "Maybe I made a mistake yesterday, but yesterday’s me is still me. I am who I am today, with all my faults. Tomorrow I might be a tiny bit wiser, and that’s me, too. These faults and mistakes are what I am, making up the brightest stars in the constellation of my life. I have come to love myself for who I was, who I am, and who I hope to become." karna sejujurnya, aku mulai menerima masa lalu diriku dengan baik, aku memang menyesal akan aku dimasa lalu yang melakukan kebodohan-kebodohan yang membuat aku ingin mengulang dan memperbaikinya tapi setelah membaca dan mendengar kutipan tersebut, aku sadar bahwa kebodohan itu adalah aku, Aku yang dulu masih berjalan dibebatuan, aku yang masih terjerumus dalam lumpur yang dalam bahkan sekarangpun aku tidak menyangkal bahwa aku msih melaukan berbagai kebodohan tapi setidaknya aku menerima setiap kebodohan itu adalah sebagai AKU. Inilah aku dengan jati diriku yang sesungguhnya. Inilah aku dengan segala kesalahan yang aku lakukan membuat diriku mengerti akan setiap warna-warni kehidupan yang tidak hanya berisi mengenai kebahagian tapi juga tentang kemelut luka.
BTS pun adalah sama, mereka hanya sekumpulan tujuh pria biasa yang membangun diri menjadi pria luar biasa dengan kumpulan luka-luka yang terbalut disetiap celah tubuh mereka, Perjalanan mereka bukanlah perihal yang mudah saat menanjak untuk berada di puncak popularitas, cibiran, hinaan kerap mereka terima. Mental healthy adalah masalah yang serius yang dialami beberapa anggota, mengajarkan kita sebagai manusia pun tak luput untuk mencapai mimpi bukanlah perihal hal mudah.
Dan aku pun begitu, setiap kesedihan diriku adalah bagian dari aku. Dan aku tidak menyesalinya.
So, i urge you to speak yourself.
LINK:
Komentar
Posting Komentar