Tugas Ke-2 Perekonomian Indonesia
TUGAS PEREKONOMIAN
INDONESIA
“Pembangunan
Ekonomi”
Disusun oleh :
Kelompok 2
Ø
Balqis Salwaa : 21216335
Ø
Daliyani Putri : 21216668
Ø
Dhiya Sekarini : 21216948
Ø
Farah Farid Jessar : 22216623
Ø
Ratu Ayu Febia : 26216103
Ø
Sandiyanti Rosalinda : 26216812
Ø
Syafira Khairiyah Ambarak : 27216222
Ø
Vincensia Leoni Oktavia : 27216547
Ø
Andri : 21214146
Ø
Rifan tresnadi : 29214343
Kelas :
1EB13
Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi
UNIVERSITAS
GUNADARMA
Depok
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan Karunia, Rahmat, dan
Hidayah-Nya yang berupa kesehatan, sehingga makalah yang berjudul “Pembangunan
Ekonomi” dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini
disusun sebagai tugas kelompok dalam mata kuliah Perekonomian Indonesia.
kami berusaha menyusun makalah ini dengan segala kemampuan, namun kami
menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan baik dari segi
penulisan maupun segi penyusunan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun akan kami terima dengan senang hati demi perbaikan makalah
selanjutnya.
Semoga
makalah ini bisa memberikan informasi mengenai Pembangunan Ekonomi dan
bermanfaat bagi para pembacanya. Atas perhatian dan kesempatan yang diberikan
untuk membuat makalah ini saya ucapkan terima kasih..
Depok, 29
Maret 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar….………………………………………………………...................................... 2
Daftar
Isi..……………………………………………………………………….......................... 3
BAB I
PENDAHULUAN….…………………………………….....…................................. 4
A. Latar
Belakang.……………………………………….....……............................. 4
B. Rumusan Masalah.…………………………………….....…................................ 4
BAB II
PEMBAHASAN.…………………………………………………........................... 5
2.1 Pengertian Pembangunan
Ekonomi
………………..…………………................ 5
2.2 Kebijakan dan
strategi pembangunan ....………………………….......………… 8
2.3 Pengertian
Pertumbuhan Ekonomi .......................................................................
8
2.4 Teori
Pertumbuhan Ekonomi
................................................................................
9
2.5 Perbedaan Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Ekonomi ........................ 10
2.6 Dampak positif
dan negatif
.................................................................................
10
BAB III
PENUTUP…………………………………….....................……………….….…... 19
3.1 Kesimpulan………………………………….......................………..……..…… 19
3.2 Saran……………………………….…….…......................………………......... 19
3.3 Daftar Pustaka
..………………………………......................…....………......... 20
.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pembangunan Ekonomi adalah suatu proses yang
menyebabkan kenaikan pendapatan riil perkapita penduduk suatu negara dalam
jangka panjang yang disertai oleh sistem kelembagaan. Adapun pertumbuhan
ekonomi diartikan sebagai kenaikan GDP atau GNP tanpa memandang apakah kenaikan
itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk, atau apakah
perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak.
Menurut
Adam Smith pembangunan ekonomi merupakan proses perpaduan antara pertumbuhan
penduduk dan kemajuan teknologi. Menurut Prof. Meier pembangunan ekonomi adalah sebagai proses kenaikan pendapatan riil
perkapita dalam suatu jangka waktu yang panjang. Pembangunan ekonomi merupakan suatu
perubahan yang terjadi secara terus-menerus melalui serangkaian kombinasi
proses demi mencapai sesuatu yang lebih baik yaitu adanya peningkatan
pendapatan perkapita yang terus menerus berlangsung dalam jangka panjang.
Pembangunan
ekonomi juga merupakan suatu proses pertumbuhan ekonomi atau proses peningkatan
pendapatan per kapita yang disertai dengan proses transformasi dari suatu
perekonomian yang dominan sektor industri, terutama industri manufaktur dan
sektor jasa. Berdasarkan pengertian pembangunan ekonomi tersebut maka
pembangunan ekonomi menjadi proses yang multi dimensional dengan tujuan
peningkatan pendapatan per kapita dalam jangka panjang, pengelolaan sumber –
sumber yang ada seperti sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dapat
mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi suatu daerah.
Banyak orang yang masih belum dapat membedakan pengertian
pertumbuhan ekonomi dan pengertian pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan ekonomi memiliki pengertian yang berbeda dimana pertumbuhan ekonomi
adalah proses kenaikan output per kapita yang terus menerus dalam jangka
panjang, dimana pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan
pembangunan.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
dari uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang
didapatkan adalah :
1. Apa itu pembangunan ekonomi
?
2. Mengapa
pembangunan ekonomi juga temasuk pertumbuhan ekonomi ?
3. Apa saja yang
membedakan pembangunan ekonomi dengan pertumbuhan ekonomi ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PEMBANGUNAN EKONOMI
Pembangunan adalah proses pengembangan keseluruhan
sistem penyelenggaraan negara untuk mewujudkan tujuan nasional. Adapun tujuan
nasional Indonesia tercantum dalam UUD 1945 alenia ke empat, yaitu :
“melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.”
Pembangunan nasional adalah usaha peningkatan kualitas
manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan,
berdasarkan kemampuan nasional, dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta memerhatikan tantangan perkembangan global.
Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mendefinisikan pembangunan nasional
adalah upaya yang dilaksanakan semua komponen bangsa dalam rangka mencapai
tujuan bernegara. Sistem perencanaan pembangunan nasional adalah satu kesatuan
tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana – rencana pembangunan
dalam jangka panjang, menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh
penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah.
Selanjutnya pembangunan ekonomi diartikan sebagai
suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk meningkat dalam
jangka panjang.
Di sini terdapat tiga elemen penting yang berkaitan dengan
pembangunan ekonomi :
- Pembangunan
sebagai suatu proses
Pembangunan sebagai suatu proses, artinya bahwa
pembangunan merupakan suatu tahap yang harus dijalani olehsetiap masyarakat
atau bangsa. Sebagai contoh, manusia mulai lahir, tidak langsung menjadi
dewasa, tetapi untuk menjadi dewasa harus melalui tahapan-tahapan pertumbuhan.
Demikian pula, setiap bangsa harus menjalani tahap-tahap perkembangan untuk
menuju kondisi yang adil, makmur, dan sejahtera.
2.
Pembangunan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan
pendapatan perkapita
Sebagai suatu usaha, pembangunan merupakan tindakan
aktif yang harus dilakukan oleh suatu negara dalam rangka meningkatkan
pendapatan perkapita. Dengan demikian, sangat dibutuhkan peran serta
masyarakat, pemerintah, dan semua elemen yang terdapat dalam suatu negara untuk
berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan. Hal ini dilakukan karena
kenaikan pendapatan perkapita mencerminkan perbaikan dalam kesejahteraan
masyarakat.
3.
Peningkatan pendapatan perkapita harus berlangsung
dalam jangka panjang
Suatu perekonomian dapat dinyatakan dalam keadaan
berkembang apabila pendapatan perkapita dalam jangka panjang cenderung
meningkat. Hal ini tidak berarti bahwa pendapatan perkapita harus mengalami
kenaikanterus menerus. Misalnya, suatu negara terjadi musibah bencana alam
ataupunkekacauan politik, maka mengakibatkan perekonomian negara tersebut
mengalami kemunduran. Namun, kondisi tersebut hanyalah bersifat sementara yang
terpenting bagi negara tersebut kegiatan ekonominya secara rata-rata meningkat
dari tahun ke tahun.
a. Faktor
Ada beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi, namun pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat
dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor ekonomi dan faktor nonekonomi. Faktor
ekonomi yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi diantaranya adalah
sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan keahlian atau
kewirausahaan.
Sumber
daya alam, yang meliputi tanah dan
kekayaan alam seperti kesuburan tanah, keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut, sangat memengaruhi pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal penyediaan bahan
baku produksi. Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari alam,
menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi (disebut juga sebagai proses
produksi).
Sumber daya manusia
juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional melalui jumlah dan kualitas
penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil-hasil produksi,
sementara kualitas penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang ada. Sementara
itu, sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan mentah tersebut. Pembentukan
modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan mengolah kekayaan.
Sumber daya modal
berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran
pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan
produktivitas. Faktor
nonekonomi mencakup kondisi sosial
kultur yang ada di masyarakat, keadaan politik, kelembagaan, dan sistem yang berkembang dan berlaku.
B. KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN
A. Strategi
Pertumbuhan
Strategi
pembangunan ekonomi suatu negara akan terpusat pada upaya pembentukan modal,
serta bagaimana menanamkannya secara seimbang, menyebar, terarah dan memusat
sehingga dapat menimbulkan efek pertumbuhan ekonomi.
B. Strategi
Pembangunan dengan Pemerataan
Inti dari
konsep strategi ini adalah dengan ditekankannya peningkatan pembangunan melalui
teknik social engineering, seperti halnya melalui penyusunan perencanaan induk,
dan paket program terpadu.
C. Strategi
Ketergantungan
Inti dari
konsep strategi ini adalah kemiskinan di negara-negara berkembang lebih disebabkan
adanya ketergantungan negara tersebut dari pihak negara atau negara lainnya.
Oleh karena itu, kita dituntut untuk lebih mandiri dalam menyikapi pembangunan
negara pada saat ini.
D. Strategi
yang Berwawasan Ruang
Strategi ini
dikemukakan oleh Myrdall dan Hirschman, yang mengemukakan sebab-sebab kurang
mampunya daerah miskin berkembang secepat daerah yang lebih kaya atau lebih
maju. Menurut mereka, kurang mampunya daerah miskin berkembang secepat daerah
maju dikarenakan kemampuan atau pengaruh pendistribusian dari kaya ke miskin
(spread effects) lebih kecil daripada terjadinya aliran sumber daya dari daerah
miskin ke daerah kaya (back wash effects).
E. Strategi Pendekatan
Kebutuhan Pokok
Sasaran dari
strategi ini adalah menanggulangi kemiskinnan secara missal. Strategi ini
selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan Sedunia (ILO) pada tahun
1975, dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia tidak manusia tidak
mungkin dapat dipenuhi jika pendapatan masih rendah akibat kemiskinan yang
bersumber pada pengangguran.
1. PENGERTIAN PERTUMBUHAN EKONOMI
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi
perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih
baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses
kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk
kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi
keberhasilan pembangunan ekonomi yang dilakukan suatu negara.
2. TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI
Terdapat beberapa teori yang mengungkapkan tentang
konsep pertumbuhan ekonomi. Secara umum, teori pertumbuhan ekonomi adalah
sebagai berikut :
a.
Teori pertumbuhan ekonomi historis
1. Werner
Sombart (1863-1947)
Menurut
Werner Sombart, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat dibagi menjadi 3
tingkatan, yaitu masa perekonomian tertutup, kerajinan dan pertukangan, serta
kapitalis.
2. Friendrich
List (1789-1864)
Menurut
Friendrich List, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat dibagi menjadi empat
tahap yaitu masa berburu dan mengembara, masa berternak dan bertani, masa
bertani dan kerajinan, masa kerajinan, industry dan perdagangan.
b.
Teori Klasik dan Neoklasik
·
Teori klasik
1. David
Ricardo
Ricardo
berependapat, faktor pertumbuhan penduduk yang semakin besar, sampai menjadi
dua kali lipat pada suatu saat akan menyebabkan jumlah tenaga kerja melimpah.
Kelebihan tenaga kerja mengakibatkan upah menjadi turun.
2. Adam Smith
Adam smith
beranggapan bahwa pertumbuhan ekonomi sebenarnya bertumpu pada pertumbuhan
penduduk. Adanya pertambahan penduduk akan meningkatkan pertambahan output atau
hasil.
·
Teori Neoklasik
1. Harrod Domar
Teori ini
beranggapan, modal harus dipakai secara efektif karena pertumbuhan ekonomi
dipengaruhi oleh peranan pembentukan modal tersebut. Teori ini juga membahas
tentang pendapatan nasional dan kesempatan kerja.
2. Robert Solow
Robert Solow
berependapat, pertumbuhan ekonomi merupakan rangkaian kegiatan yang bersumber
pada manusia, akumulasi modal, pemakaian teknologi modern, dan hasil atau
output. Adapun pertumbuhan penduduk berakibat positif maupun negatif. Oleh
karenanya, menurut Robert Solow, pertambahan penduduk harus dimanfaatkan
sebagai sumber daya yang posistif.
PERSAMAAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAN
PEMBANGUNAN EKONOMI
Adapun
persamaan antara pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, yaitu sebagai berikut :
a.
Keduanya merupakan kecenderungan di bidang ekonomi
b.
Pokok permasalahan akhir adalah besarnya pendapatan
perkapita.
c.
Keduanya berdampak kepada kesejahteraan rakyat.
d.
Keduanya menjadi tanggung jawab pemerintah dan
memerlukan dukungan rakyat.
Perbedaan Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi
- Merupakan
proses naiknya produk per kapita dalam jangka panjang.
- Tidak
memperhatikan pemerataan pendapatan.
- Tidak
memperhatikan pertambahan penduduk
- Belum
tentu dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.
- Pertumbuhan
ekonomi belum tentu disertai dengan pembangunan ekonomi
- Setiap
input dapat menghasilkan output yang lebih
Pembangunan Ekonomi
- Merupakan
proses perubahan yang terus menerus menuju perbaikan termasuk usaha
meningkatkan produk per kapita.
- Memperhatikan
pemerataan pendapatan termasuk pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya.
- Memperhatikan
pertambahan penduduk.
- Meningkatkan
taraf hidup masyarakat.
- Pembangunan
ekonomi selalu dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi.
- Setiap
input selain menghasilkan output yang lebih banyak juga terjadi perubahan
– perubahan kelembagaan dan pengetahuan teknik.
Dampak Positif dan Negatif Pembangunan Ekonomi
Pembangunan
ekonomi yang berlangsung di suatu negara membawa dampak, baik positif maupun
negatif.
Dampak Positif Pembangunan Ekonomi
- Melalui
pembangunan ekonomi, pelaksanaan kegiatan perekonomian akan berjalan lebih
lancar dan mampu mempercepat proses pertumbuhan ekonomi.
- Adanya
pembangunan ekonomi dimungkinkan terciptanya lapangan pekerjaan yang
dibutuhkan oleh masyarakat, dengan demikian akan mengurangi pengangguran.
- Terciptanya
lapangan pekerjaan akibat adanya pembangunan ekonomi secara langsung bisa
memperbaiki tingkat pendapatan nasional.
- Melalui
pembangunan ekonomi dimungkinkan adanya perubahan struktur perekonomian
dari struktur ekonomi agraris menjadi struktur ekonomi industri, sehingga
kegiatan ekonomi yang dilaksanakan oleh negara akan semakin beragam dan
dinamis.
- Pembangunan
ekonomi menuntut peningkatan kualitas SDM sehingga dalam hal ini,
dimungkinkan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berkembang dengan pesat.
Dengan demikian, akan makin meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dampak Negatif Pembangunan Ekonomi
- Adanya
pembangunan ekonomi yang tidak terencana dengan baik mengakibatkan adanya
kerusakan lingkungan hidup.
- Industrialisasi
mengakibatkan berkurangnya lahan pertanian.
CONTOH
KASUS :
1.
SENIN — Terhambatnya pembangunan di daerah-daerah perbatasan
antara lain merupakan buntut dari persoalan konflik internal di daerah
tersebut. Akibatnya, pembangunan perbatasan masih belum bisa mengupayakan
kesejahteraan rakyatnya.
Hal tersebut dikatakan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Umar Anggara Jenie di sela-sela seminar "Masalah Pembangunan di Perbatasan: Upaya Pengentasan Kemiskinan dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat" di LIPI Jakarta, Senin (16/2). "Level paradigma penanganan persoalan konflik di perbatasan harus diganti dengan pembangunan kesejahteraan wilayahnya," ungkap Umar.
Menurutnya, banyaknya warga miskin di daerah tertinggal menjadi masalah yang ironi. Sebab, ketertinggalan itu justru memicu persoalan lain, seperti masalah sosial, keamanan, serta masalah kebangsaan.
Selain itu, lemahnya koordinasi antarinstansi termasuk penyaluran modal masih belum jernih sehingga penundaan lebih kerap terjadi. "Ditambah lagi permasalahan warisan yang ditinggalkan penjajahan yang mengakibatkan kemiskinan yang berlarut-larut," tambah Umar.
Perlu penanganan multi disiplin dan kerja sama berbagai pemangku kepentingan, dalam upaya pembangunan daerah tertinggal. Pemerintah dalam satu sisi berfungsi sebagai promotor serta memberi stimulus fiskal, papar Umar. Sedangkan lembaga lainnya bisa masuk dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, kesehatan, dan masalah upaya pembangunan sumber daya manusia.
Analisis dan solusi:
Berdasarkan artikel yang diambil di harian kompas online diatas dapat dianalisis terjadi konflik internal karena terhambatnya pembangunan di daerah-daerah perbatasan yang mengakibatkan pembangunan perbatasan masih belum bias mengupayakan kesejahteraan rakyatnya.
Konflik ini dapat terjadi karena lemahnya koordinasi antarinstansi termasuk penyaluran modal masih belum jernih yang mengakibatkan terjadi penundaan dan terhambatnya pembangunan di daerah-daerah perbatasan.
Konflik seperti ini harus cepat diatasi jika dilihat menurut “kacamata” etika bisnis, karena kasus konflik ini merugikan banyak pihak. Khususnya pihak masyarakat sekitar Comoro, Subdistrik Comoro, Dili, Timor Leste.
Menurut saya, solusi untuk kasus konflik seperti ini sebaiknya menggunakan metode Arbitrasi, yaitu adanya peran orang ketiga sebagai penengah untuk penyelesaian masalah konflik ini.
Peran orang ketiga dalam hal ini bisa berupa lembaga atau instansi lain dari pemerintah yang bertugas untuk mengawasi koordinasi antarinstantsi agar menjadi semakin lebih kuat koordinasinya. Dan mengawasi penyaluran modal agar lebih jernih dan transparan sehingga tidak sering terjadi penundaan yang diakibatkan oleh penyaluran modal.
Hal tersebut dikatakan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Umar Anggara Jenie di sela-sela seminar "Masalah Pembangunan di Perbatasan: Upaya Pengentasan Kemiskinan dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat" di LIPI Jakarta, Senin (16/2). "Level paradigma penanganan persoalan konflik di perbatasan harus diganti dengan pembangunan kesejahteraan wilayahnya," ungkap Umar.
Menurutnya, banyaknya warga miskin di daerah tertinggal menjadi masalah yang ironi. Sebab, ketertinggalan itu justru memicu persoalan lain, seperti masalah sosial, keamanan, serta masalah kebangsaan.
Selain itu, lemahnya koordinasi antarinstansi termasuk penyaluran modal masih belum jernih sehingga penundaan lebih kerap terjadi. "Ditambah lagi permasalahan warisan yang ditinggalkan penjajahan yang mengakibatkan kemiskinan yang berlarut-larut," tambah Umar.
Perlu penanganan multi disiplin dan kerja sama berbagai pemangku kepentingan, dalam upaya pembangunan daerah tertinggal. Pemerintah dalam satu sisi berfungsi sebagai promotor serta memberi stimulus fiskal, papar Umar. Sedangkan lembaga lainnya bisa masuk dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, kesehatan, dan masalah upaya pembangunan sumber daya manusia.
Analisis dan solusi:
Berdasarkan artikel yang diambil di harian kompas online diatas dapat dianalisis terjadi konflik internal karena terhambatnya pembangunan di daerah-daerah perbatasan yang mengakibatkan pembangunan perbatasan masih belum bias mengupayakan kesejahteraan rakyatnya.
Konflik ini dapat terjadi karena lemahnya koordinasi antarinstansi termasuk penyaluran modal masih belum jernih yang mengakibatkan terjadi penundaan dan terhambatnya pembangunan di daerah-daerah perbatasan.
Konflik seperti ini harus cepat diatasi jika dilihat menurut “kacamata” etika bisnis, karena kasus konflik ini merugikan banyak pihak. Khususnya pihak masyarakat sekitar Comoro, Subdistrik Comoro, Dili, Timor Leste.
Menurut saya, solusi untuk kasus konflik seperti ini sebaiknya menggunakan metode Arbitrasi, yaitu adanya peran orang ketiga sebagai penengah untuk penyelesaian masalah konflik ini.
Peran orang ketiga dalam hal ini bisa berupa lembaga atau instansi lain dari pemerintah yang bertugas untuk mengawasi koordinasi antarinstantsi agar menjadi semakin lebih kuat koordinasinya. Dan mengawasi penyaluran modal agar lebih jernih dan transparan sehingga tidak sering terjadi penundaan yang diakibatkan oleh penyaluran modal.
2.
INILAH.COM, jakarta – Selama periode 2011, Bank Indonesia (BI) mencatat kasus
sengketa antara bank dengan nasabah di bidang sistem pembayaran, paling banyak
didominasi sengketa kartu kredit.
Hal itu terjadi karena banyak
kartu kredit yang hilang dan digunakan orang lain yang tidak berhak. Demikian
disampaikan Ketua Tim Mediasi Perbankan Bank Indonesia, Sondang Martha Samosir
dalam keterangan tertulis, Jumat (6/1).
“Data penyelesaian sengketa bank
dengan nasabah tahun ini meningkat 83% dibandingkan tahun 2010 lalu. Dari total
permohonan penyelesaian sengketa yang diterima pada tahun 2010 sebanyak 278
sengketa menjadi 510 kasus. Paling banyak di penyaluran dana 246 kasus dan
sistem pembayaran 204 kasus,” kata Sondang.
Sondang menjelaskan bahwa di
bidang penyaluran dana, permohonan penyelesaian sengketa didominasi dengan
permohonan restrukturisasi kredit baik kredit konsumsi maupun kredit modal
kerja.
Menurutnya, peningkatan
permohonan meningkatnya informasi mengenai keberadaan mediasi perbankan yang
difasilitasi Bank Indonesia dikarenakan tingginya ekspektasi masyarakat
terhadap eksistensi Bank Indonesia terkait perlindungan nasabah.
Selain itu, kekurang pahaman
nasabah mengenai karakteristik sengketa yang dapat dimediasi. Berikuat data lengkap
BI terkait permohonan sengketa nasabah dengan bank: penyaluran dana 246 kasus,
sistem pembayaran 206 kasus, penghimpunan dana 47 kasus, produk kerjasama 4
kasus, produk lainnya 4 kasus, di luar permasalahan produk perbanakan 3 kasus.
Sebenarnya, masyarakat dapat
mengupayakan sengketanya dengan bank melalui Mediasi Perbankan. Namun masalah
yang menjadi sengketa merupakan sengketa keperdataan antara nasabah dengan
bank. Untuk nilai tuntutan finansial paling banyak Rp500 juta.
Selain itu nasabah atau pengadu
juga tidak sedang dalam proses atau telah mendapatkan keputusan dari lembaga
arbitrase, peradilan, atau lembaga mediasi lainnya, Pernah diupayakan
penyelesaiannya oleh bank (melalui mekanisme pengaduan nasabah), dan belum
pernah diproses dalam mediasi perbankan yang difasilitasi oleh Bank Indonesia.
Kesimpulan dan saran :
Dalam kasus penyelesain sengkata
mengenai kartu kredit ini seharusnya pihak pemerintah atau pihak bank dapat
bertindak lebih bijaksana terhadap kasus-kasus sengketa karena nasabah yang
mungkin masih awam dalam dunia perbankan sebaiknya pihak bank menghimbau agar
nasabah lebih berhati-hati dalam menjaga kartu kreditnya dan seharusnya saat
kartu kreditnya hilang segera lapor ke bank yang bersangkutan agar pihak bank
bisa langsung memblokir atau menonaktifkan kartu kredit anda supaya orang yang
menemukan atau mengambil kartu kredit tersebut tidak bisa menggunakan kartu
kredit anda dan anda tidak harus membayar mahal biaya kartu kredit anda yang
hilang karena digunakan oleh orang lain. Itu adalah solusi dan antisipasi yang
cepat agar kartu anda tidak digunakan sembarangan saat kartu kredit anda
hilang.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar